RT - readtimes.id

Target Growth 5% di 2021, Realistiskah Jokowi?

Readtimes.id – Pertumbuhan ekonomi triwulan kedua 2020 terkontraksi -5,32 persen dan pada triwulan ketiga 2020 terkontraksi -3,49 persen. Ini pertanda baik. Artinya, Indonesia telah melewati titik terendah dan menuju titik balik (rebound).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 5 persen. Hal itu diungkap Jokowi saat memaparkan asumsi indikator ekonomi makro dalam RAPBN 2021, Agustus 2020 lalu. Realistiskah target Jokowi itu?

Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 hanya berada di kisaran 3 persen hingga 4,4 persen. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang dinilai belum sukses menekan jumlah kasus covid-19. Indonesia kurang ketat menerapkan karantina dan lebih mengandalkan penemuan vaksin.

Guru besar Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof. Muh. Azis, juga berpandangan serupa. Menurutnya perekonomian dunia mengalami perlambatan dan resiko ketidakpastian yang tinggi akibat Covid-19. Hal ini dialami oleh hampir seluruh negara. Bahkan Indonesia masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang negatif.

“Oleh karena itu APBN tahun 2021 (harus, red) lebih diarahkan ke Percepatan Pemulihan Ekonomi,” kata Prof Azis, saat dihubungi Readtimes, Senin (21/12).

Pengamat ekonomi UNM itu menilai Investasi sebagai hal yang sangat penting sebagai sudut paling lancip untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2020 investasi ditargetkan bisa melampaui 6%, namun kenyataannya masih di bawah 5%.

“Dengan demikian target pertumbuhan ekonomi 5 % tentu masih sulit dicapai, apalagi ditengah covid yang masih terus meningkat,” sambungnya.

Angka covid-19 di Indonesia memang masih tinggi. Memasuki bulan Desember, angkanya justru naik hingga 600 ribu kasus. Vaksin sebagai soslusi utama masih menunggu hasil uji klinis.

Sementara itu, direktur Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan berada pada kisaran 3 hingga 6 persen.

Tapi proyeksi maksimal sebesar 6% bisa tercapai jika beberapa kondisi terpenuhi. Diantaranya penanganan Covid-19 bisa lebih cepat di negara-negara yang menjadi mitra dagang Indonesia. Hal itu bisa mendorong ekspor kembali pulih dan memanen keuntungan dari value chain global.

Tapi sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak terlalu bergantung pada rantai pasok global. Dalam kondisi normal pun Indonesia masih tertinggal dalam hal ekspor dibanding negara ASEAN lain. Lebih 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini ditopang oleh komsumsi domestik.

Maka menurut Mohammad Faisal, mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja adalah hal penting. “Jika terjadi gelombang kedua dan kepercayaannya tidak meningkat signifikan, level ekspansi hanya di level 3 persen,” pungkasnya.

Nada optimis datang dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Mereka memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3%. Indonesia adalah salah satu di antara beberapa negara lain seperti Perancis dan Rusia yang pertumbuhan ekonominya diperkirakan tumbuh di level 5%.

Demikian juga The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,2% pada 2021 atau meningkat dibandingkan dengan perkiraan penyusutan sebesar 2,7% pada 2020. Semoga saja.

Avatar

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: