RT - readtimes.id

Ungkap 1001 Bahaya Sampah Plastik melalui Dokumenter “Pulau Plastik”

Readtimes.id– “Pakai. Buang. Pakai. Buang. Buang. Buang. Buang” Seperti itulah siklus sampah plastik sekali pakai yang diungkapkan pada film dokumenter bertajuk Pulau Plastik . Narasi tersebut bukan tanpa alasan, sebab saat ini penggunaan plastik sekali pakai tidak dapat terlepas dari sendi-sendi kehidupan manusia. Membeli jajanan, makan di warung, minum es teh, semuanya seakan tak bisa dilakukan tanpa plastik. Bahkan dalam dokumenter ini diungkapkan setiap semenit manusia menyumbang satu truk sampah plastik.

Dirilis pada 22 April 2021 lalu, dokumenter ini menampilkan tiga tokoh yang ‘vokal’ memerangi sampah sekali pakai. Mereka adalah musisi asal Bali, Gede Robi, pengacara asal Jakarta Tiza Mafira dan Ahli Biologi asal Jawa Timur, Prigi Arisandi. Dengan latar yang berbeda, mereka memiliki tujuan sama yaitu membasmi polusi plastik sekali pakai di Indonesia.

Berdurasi satu jam 37 menit, dokumenter ini menampilkan fakta-fakta sampah plastik yang didukung pengalaman pribadi, wawancara ahli, penelitian terdahulu, hingga penelitian Prigi dan dibantu Peneliti Ecoton Andreas A. Kristianto.

Dikatakan pulau plastik sebab di balik keindahan gugusan pantai dan hamparan laut, Indonesia menyimpan momok mengerikan yaitu sampah plastik sekali pakai. Sampah ini tidak hanya berbahaya bagi lautan dan seisinya, tetapi juga bagi tubuh manusia itu sendiri.

Dokumenter Pulau Plastik dibuka di Perairan Pulau Bali. Robi dan tim menguji sampah plastik sekali pakai yang diklaim ‘Ramah Lingkungan’ sebab terbuat dari bahan alami. Di penghujung dokumenter, barulah terjawab plastik tersebut tidak benar-benar ‘ramah’ sebab masih menyimpan bahan yang sama bahayanya dengan plastik yang sering digunakan.

Kemudian, dokumenter berlanjut dengan perjalanan Robi dan Prigi menyusuri Pulau Jawa dan mendatangi tempat-tempat dengan sampah plastik sekali pakai terbanyak seperti Desa Bangun, Jawa Timur.

Di desa ini, masyarakat setempat hidup berdampingan dengan sampah plastik karena dari sampah inilah mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Di sisi lain, Tiza melakukan gerakan-gerakan pembersihan pulau dan pantai serta kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di Jakarta. Ketiganya akan bekerja sama dalam kegiatan Pawai Bebas Plastik yang telah terlaksana di tahun 2019.

Sampah plastik sendiri tidak hanya berbahaya pada saat menjadi sampah. Jika kita membakar sampah plastik, maka akan menciptakan racun yang memicu kanker. Saat didaur ulang pun, sampah ini akan menciptakan limbah yang akan dibuang ke sungai sehingga air pun tercemar. Tidak heran jika tubuh masyarakat Indonesia dipenuhi mikroplastik yang dapat menyebabkan gagal ginjal, impotensi, diabetes melitus, dan kanker.

Pulau Plastik merupakan dokumenter yang runtut menjelaskan alasan masyarakat perlu berhenti menggunakan plastik sekali pakai disertai dengan pengambilan gambar dan visual yang realistis. Oleh karena penjelasan-penjelasan yang ditampilkan, penonton pun dapat merasakan bahaya dari sampah jenis itu.

Dokumenter ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengatakan tidak pada plastik sekali pakai. Robi dan kawan-kawan mendorong kesadaran diri dari masyarakat, sebab bahaya berada di sekitar orang terdekat kita. Namun tidak cukup sampai di situ, ketegasan serta komitmen pemerintah dalam melarang penggunaan plastik sekali pakai pun turut digaungkan.

Saat ini, beberapa daerah di Indonesia telah membuktikan komitmennya dalam perang melawan plastik sekali pakai melalui regulasi yang diterapkan. Di Makassar sendiri, larangan ini tertuang dalam Peraturan Wali Kota Makassar Nomor 21 Tahun 2023 tentang Pengurangan Kantong Plastik Sekali Pakai. Perang ini tidak hanya terhenti saat regulasi telah dikeluarkan, namun juga diperlukan pengawasan terhadap sanksi yang telah ditetapkan.

Editor: Ramdha Mawaddha
Penulis: Zakia Safitri Sijaya

Jabal Rachmat Hidayatullah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: