RT - readtimes.id

Untung Rugi Pembubaran Tujuh BUMN

Readtimes.id—Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mangkrak akan dibubarkan kementerian. Perusahaan- perusahaan tersebut akan dilikuidasi untuk merampingkan dan meningkatkan kinerja BUMN.

Menteri BUMN Erick Tohir menjelaskan pembubaran tersebut memang telah lama direncanakan, dengan alasan pemerintah ingin mengambil langkah-langkah tepat. Meski demikian m, Erick belum memberi penjelasan lebih rinci terkait kapan waktu penutupan tujuh BUMN tersebut dan akan seperti apa penyelesaian hak-hak para pekerjanya ke depan.

Selain itu, pihaknya juga membutuhkan proses panjang untuk menutup perusahaan BUMN. Ia pun telah meminta dukungan dari Presiden Jokowi, termasuk semua menteri dan DPR agar mendukung rencana ini.

Direktur Riset Center of Reform Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menyatakan setuju dengan keputusan Erick. Menurutnya, banyak perusahaan pelat merah yang harus ‘disuntik mati’.

“Banyak BUMN yang seharusnya sudah harus dibubarkan, Kertas Leces misalnya, dulu kan sempat dibahas tapi prosesnya selama ini terlalu lama,” ungkap Piter.

Piter menilai negara akan lebih banyak mendapatkan manfaat ketimbang kerugian jika benar-benar membubarkan perusahaan-perusahaan tersebut. Menurutnya hal ini  dapat mengurangi beban pemerintah.

“Perusahaan yang mangkrak ini kalau masih ada pengurusnya ya masih harus bayar gaji, kantor masih ada. Pengeluaran ada tapi masukan tidak ada, jadinya kan beban negara,” terang Piter.

Tidak hanya soal finansial, pembubaran BUMN juga akan membuat jumlah perusahaan pelat merah berkurang. Dengan demikian, pemerintah bisa lebih fokus dalam mengawasi kinerja BUMN.

“Kalau perusahaan itu masih ada, bukan cuma beban di pembiayaan tapi juga jadi beban pikiran. Jadi keuntungannya menghilangkan masalahnya, urusan Kementerian BUMN bisa jadi fokus, tidak dibebani hal-hal yang tidak perlu,” jelasnya.

Kendati demikian, Piter menilai aset negara akan berkurang dengan hilangnya BUMN tersebut. Namun, hal tersebut dianggap lebih baik ketimbang mempertahankan perusahaan yang tak beroperasi dan memberikan negara beban yang berat.

“Perusahaan ada nilainya, tapi perlu dihitung besarnya dibandingkan dengan kerugian yang ditanggung. Aset berkurang, tapi beban setiap bulan juga berkurang. Nilai aset juga sangat kecil,” tutupnya.

I Luh Devi Sania

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: