RT - readtimes.id

Vaksinasi, “Game Changer” dan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Readtimes.id – Dampak pandemi  Covid-19 bukan hanya menghantam sektor kesehatan, namun juga sektor ekonomi. Banyak kegiatan produksi barang terganggu karena banyak negara memberlakukan karantina atau pembatasan sosial.

Daya beli masyarakat menjadi menurun akibat imbauan untuk tetap berada di rumah dan menghindari kerumunan.  Kita juga  ketahui bahwa sejak pandemi sektor jasa mengalami penurunan seperti jasa transportasi, jasa pariwisata, penginapan, dan sebagainya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia telah mengalami resesi ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut. Pada akhirnya menelan korban berupa meningkatnya angka pengangguran sebesar 2,67 juta orang.

Mengatasi hal tersebut pemerintah sudah menyiapkan kebijakan fiskal demi memudahkan importasi vaksin ke Indonesia, yang didasari oleh PMK 188/PMK.04/2020 mengenai pemberian fasilitas kepabeanan dan atau cukai serta perpajakan atas impor pengadaan vaksin dalam rangka penanganan Covid-19.  

Airlangga Hartarto Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menyebut kehadiran vaksin Covid-19 di Tanah Air  ini diharapkan menjadi pengubah permainan alias game changer yang mampu mengangkat kondisi keterpurukan ekonomi nasional selama pandemi.

Vaksinasi yang rencananya dimulai awal 2021 itu bahkan diproyeksikan J.P. Morgan akan membuat perekonomian Indonesia tahun 2021 tumbuh sebesar 4%, dengan dukungan sektor konsumsi sebesar 2,2%, investasi 1,2 %, dan net ekspor sebesar 0,7%.

DR Andi Nur Baumassepe, SE.,MM. selaku pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin mengatakan, untuk istilah game changer saya kurang setuju. Istilah itu lebih cocok digunakan oleh perusahaan startup, yang memiliki bisnis model yang bisa mengubah permainan disuatu industri, atau kita kenal dengan disruption innovation.

Adanya vaksin direspon positif oleh dunia usaha. Apalagi dipasar modal, terlihat begitu banyak sentimen positif. Saham-saham perusahan farmasi kita lihat semakin menjadi primadona. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga sudah kembali ke posisi normal 6400. Setelah bangkit dari 4.900 masa awal  pandemi.

“Setidaknya ada persepsi positif dari dunia usaha khususnya korporasi. Saya melihat persepsi dunia usaha terhadap kehadiran vaksin  akan mampu memulihkan kesehatan dan ketanahan masyarakat. Namun, ekonomi kita tidak ada jaminan akan membaik dengan adanya vaksin,”ujarnya kepada readtimes.id pada Rabu (13/1/2021).

Menurut Andi Nur Baumassepe, dampak yang dihasilkan dari kebijakan pemerintah dan berbagai macam imbas dari resesi yang begitu banyak. Dengan mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu, pertama  masalah terhadap manajemen cash flow. Bersyukur jika perusahaan rasio utangnya rendah atau tidak ada sama sekali. Tetapi perusahaan yang dominan utangnya, akan masih kelimpungan.

Kedua, bergesernya atau hilanngya konsumen dengan perubahan perilaku konsumen. Tentu menjadi kendala, sebab tanpa konsumen yang menjadi pembeli, perusahaan tidak akan bisa eksis. Ketiga,  rantau pasokan juga akan mengalami banyak pergeseran.

Misalnya selama ini impor dari china, setelah pandemi akan berubah. Belum tentu supplier disana masih tersedia. Kesulitan dalam hal penyediaan rantai pasok menjadi ancaman selanjutnya.

“Pengaruh vaksinasi terhadap pertumbuhan dan perbaikan ekonomi Indonesia, masih kita lihat dulu dan belum bisa menyimpulkannya. Sebab saya rasa masih ditahap recovery dunia usaha, apalagi ini diberlakukan lagi pengetatan,” tambahnya.

Epidemiolog ingatkan situasi Covid-19 Indonesia memasuki masa kritis di awal tahun 2021. Kehadiran vaksin bukan solusi hentikan pandemi virus corona. Dikutip dari kompas.com (13/1/2021), Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan tiga sampai enam bulan ke depan, kasus Covid-19 di Indonesia memasuki masa kritis. “Mengingat semua indikator termasuk angka kematian Covid-19 semakin meningkat,”   

Menurut data sebaran Covid-19 yang dikutip dari situs resmi Gugus Tugas Covid-19 Indonesia, data per 1 Januari 2021, tercatat angka positif Covid-19 mencapai 751.270 kasus dengan penambahan 8.072 kasus dan pasien meninggal akibat Covid-19 tercatat 22.329 kasus.

Kendati pemerintah Indonesia telah mendatangkan jutaan dosis vaksin Sinovac untuk siap digunakan dalam program vaksinasi, namun penggunaan darurat masih menunggu izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dicky mengatakan emergency use authorization (EUA) yakni izin penggunaan darurat vaksin harus mengantongin izin BPOM yang diperkirakan keluar pada pertengahan Januari 2021.

Ona Mariani

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: