Readtimes.id– Apakah kamu salah satu orang yang sulit membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi? Entah karena takut dipecat atau bisa saja memang sangat senang bekerja. Orang dengan tipe ini cenderung terus bekerja keras hingga lupa waktu untuk menikmati hidup.
Tanpa kita sadari bekerja berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan. Karena itu, kehidupan pribadi dan kehidupan kerja harus berjalan seimbang. Kita tidak boleh mengesampingkan kehidupan pribadi hanya demi pekerjaan yang nantinya bisa merampas kesehatan kita.
Saat ini beberapa orang penganut bekerja berlebihan sering disebut hustle culture. Secara istilah cukup keren, padahal hustle culture merupakan budaya yang melanggengkan ketidak pedulian individu pada kesehatan fisik dan mentalnya sendiri, dan ini sangat berbahaya.
Mereka akan merasa bersalah apabila waktu kosongnya diisi dengan istirahat atau me time. Mereka ambisius dan melakukan segala cara demi mencapai tujuan.
Psikolog Olivia, M.Psi mengatakan kelebihan bekerja pastinya berdampak bukan hanya pada fisik namun secara psikologis akan menyebabkan kelelahan mental.
“Ditandai dengan munculnya reaksi emosi yang negatif, menurunnya fokus dan performa kerja, burnout dan memicu munculnya penyakit yang disebabkan stres, seperti sakit kepala,” ujarnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk menyeimbangkan kehidupan kerja dan diluar pekerjaan (work life balance) untuk mencapai kesejahteraan individu.
Menurut Olive, work life balance ini adalah suatu kondisi individu bisa mengatur waktu dan energi yang seimbang antara pekerjaan, kebutuhan pribadi, dan kehidupan berkeluarga. Manfaatnya bisa meningkatkan fokus kerja, meningkatkan performa kerja, mengurangi stres kerja, dan terhindar dari penyakit.
Apakah kalian salah satu yang sulit mendapatkan waktu luang untuk bersantai? Mulailah menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda dengan tips berikut.
- Time management (keseimbangan waktu), yakni mampu menyeimbangkan waktu yg berkualitas di pekerjaan dan kehidupan pribadi seperti me time, quality time dengan keluarga atau pasangan.
- Involvement balance (keseimbangan keterlibatan), yakni mampu menyeimbangkan tingkat keterlibatan secara psikologis di pekerjaan dan diluar pekerjaan.
- Satisfaction balance, yakni menciptakan kepuasan yang seimbang di pekerjaan dan diluar pekerjaan.
- Welas asih (self compassion), individu yang memiliki welas asih paham saat dirinya dalam penderitaan atau kelelahan dalam bekerja dan dapat bersikap baik dan hangat tanpa menghakimi diri sendiri.
Nah tidak ada salahnya untuk mencoba cara sederhana ini agar dapat menemukan keseimbangan hidup. Perasaan puas, baik dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi yang dapat mempertahankan motivasi agar tetap menyala. Jadi, seimbangkan kehidupan dan dapatkan kepuasan hidup.
Tambahkan Komentar