Readtimes.id – Kendaraan listrik masa depan dunia dinilai ramah lingkungan dengan kendaraan mobil dan motor listrik berbasis baterai. Meningkatkan kualitas udara dan mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional, serta meningkatkan ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM.
Diperkirakan 2025 nanti, sebanyak 19.000 unit roda 4 dan 750.000 unit kendaraan roda 2 akan berlalu-lalu di Tanah Air. Saat ini telah tersedia di pasaran seperti motor listrik Gesits, kendaraan listrik beroda dua pertama di Indonesia. Selain itu ada beberapa sepeda motor listrik yang tersedia bisa menjadi pilihan yaitu Viar Q1, Honda PCX Hybrid, Viar E-cros, Selis, dan Zero Motorcye. Adapun jarak tempuh mulai 80-160 km/jam dengan jarak tempuh baterai 55 km hingga 190 km.
Manager Area PT Utama Sulawesi Makmur, salah satu pusat pemasaran motor listrik merek Gesits, Kurniandi mengatakan kita ada beberapa brand roda dua dan roda tiga produsen motor dari berbagai negara seperti dari Negara India dan Malaysia. Kita juga dipercaya untuk memasarkan motor listrik Gesits salah satu karya anak bangsa yang pertama di Indonesia.
“Motor listrik ini otomatis sudah tidak ada pembakaran dan tidak ada knalpot. Pemerintah juga sudah mencanangkan motor listrik dan adanya peraturan serta kebijakan pemerintah terkait motor listrik. Berharap dengan adanya kendaraan listrik ini sebagai alternatif pilihan kedepan. Apalagi masyarakat sangat merespon positif dan antusias dengan kehadiran teknologi baru ini,” ujarnya kepada readtimes.id Senin 8 Maret 2021
Sejak beberapa tahun lalu, mobil listrik juga mulai diperkenalkan oleh beberapa produsen kendaraan ke pasar Indonesia. Produsen mobil asal Jerman, Jepang, dan Korea telah melempar sebagian produk mobil listriknya untuk konsumen di Indonesia. Terdapat sekurangnya 3 tipe mobil listrik yaitu mobil listrik berteknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), hybrid electric vihecle (HEV), dan tipe battery electric vihicle (BEV).
Sementara produsen mobil listrik Amerika Serikat, Tesla, santer dikabarkan akan segera membangun pabrik di Batang dan Jawa Tengah. Masuknya tesla ke Indonesia sebagai bagian dari upaya membentuk ekosistem pengembangan mobil listrik berbasis baterai di Indonesia.
Perbedaan antara mobil konvensional dengan mobil listrik tedapat pada proses pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik atau gerak. Pada mobil konvesional, energi disimpan secara kimiawi dan dilepaskan melalui reaksi kimia di dalam mesin.
Secara kimiawi mobil listrik memiliki energi yang tersimpan dan melepaskannya secara elektrokimia, tanpa adanya proses pembakaran. Hal ini disebabkan keberadaan baterai lithium-ion. Karena tidak ada zat yang dibakar, maka tidak ada polusi udara yang tercipta ketika mobil listrik sedang dikendarai. Untuk pengisian daya masih mengggunakan sumber listrik. Mobil listrik mengandalkan pasokan energi yang disimpan dalam baterai berukuran besar. Baterai yang digunakan terbuat dari elemen logam tanah jarang (rate eart elements) seperti litium, nikel, kobalt atau grafit.
Tambahkan Komentar