RT - readtimes.id

Dampak Kebakaran Kilang Minyak Pertamina: Rugi Materiel hingga Pencemaran Lingkungan

Readtimes.id– Kebakaran melanda satu unit tangki berisi produk pertalite di Kilang Minyak PT Pertamina di Cilacap pada Sabtu (13/11). Insiden ini menimbulkan beberapa dampak pada perekonomian, baik Pertamina sendiri maupun pada masyarakat luas.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, ada sejumlah dampak yang timbul dari insiden kebakaran kali ini. Pertamina harus menanggung kerugian materil.

Abra, dalam perhitungannya menyebut tangki yang terbakar dengan kapasitas sekitar 31.000 kiloliter (kl) berada dalam kondisi terisi penuh, sehingga ada kerugian yang cukup besar bagi Pertamina.

“Saya kalkulasi secara kasar, dengan tangki 31.000 kl itu kerugian mencapai Rp237 miliar dengan harga pertalite,” kata Abra.

Selain itu, Kebakaran tangki di area kilang berpotensi memberi dampak buruk pada reputasi dan kredibilitas PT Kilang Pertamina Internasional sebagai subholding. Lebih luas, hal ini juga berdampak pada PT Pertamina selaku holding yang tengah dihadapkan pada tantangan untuk menggaet investor.

“Ini juga bisa berdampak pada reputasi dan kredibilitas Pertamina sebagai holding untuk meyakinkan, mengajak investor-investor dunia,” terang Abra.

Abra melanjutkan, dampak kebakaran ini tidak hanya akan mempengaruhi rencana investasi pada proyek-proyek kilang namun juga pada proyek Pertamina lainnya.

Apalagi bagi sejumlah investor, mereka akan melakukan perhitungan mengenai prospek dari suatu proyek, termasuk aspek keamanan proyek tersebut. Proyek yang tidak menjamin keamanan cenderung kian meningkatkan biaya investasi yang ada.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Executive Enegry Watch Mamit Setiawan juga menerangkan hal serupa. Menurutnya, pekerjaan Proyek Pengembangan Kilang dan pembangunan kilang Grass Root Refinery membutuhkan investasi cukup besar. Setelah terjadi kebakaran yang terus berulang ini, ia khawatir Indonesia akan kehilangan kepercayaan investor.

“Saya khawatir ini akan menganggu kepercayaan investor terhadap Pertamina. Pertamina akan dianggap tidak mampu dalam mengelola kilang mereka,” jelas Mamit.

Kilang Cilacap merupakan satu dari enam kilang Pertamina dengan kapasitas pengolahan 270 ribu barel per hari. Kilang ini memiliki sekitar 200 tangki untuk menampung crude yang akan diolah, gas serta BBM hasil pengolahan minyak mentah.

Kilang Cilacap juga bernilai strategis karena memasok 44 persen kebutuhan bahan bakar minyak nasional dan 75 persen kebutuhan bahan bakar di Pulau Jawa. Selain itu, kilang ini merupakan satu-satunya kilang di Tanah Air yang memproduksi aspal dan base oil.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati berharap masyarakat tidak panic buying atau membeli BBM dengan jumlah yang banyak selepas insiden ini. Nicke mengatakan pasokan BBM Pertamina masih aman pascakebakaran. Kebakaran kilang minyak tersebut kata Nicke tidak mempengaruhi produk BBM Pertamina.

“Jadi nggak pengaruh pada produksi. Tadi malam kondisi stok di TBBM Kilang dan Pipa dan SPBU, semuanya aman. Masyarakat kami jamin pasikan BBM dan LPG tidak terganggu. Semoga nggak ada panic buying. Produk beberapa itu diatas standart minimun,” ujar Nicke dalam konferensi pers, Minggu (14/11/2021).

Dalam insiden kali ini, tak ada korban jiwa, tetapi sedikitnya 80 warga sekitar mengungsi. Namun, Warga di sekitar lingkungan kilang Pertamina Cilacap merasakan dampak dari kebakaran tangki yang terjadi.

Air sumur dan tanaman warga yang berjarak enam kilometer dari area PT kilang tercemar dan jadi menghitam. Masyarakat pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air yang akan digunakan untuk keperluan mereka sehari hari untuk sementara.

Direktur Utama PT KPI Djoko Priyono mengatakan, untuk mengendalikan pencemaran lingkungan, pihaknya telah menyiapkan peralatan dan pemantauan di sekitar kilang.

“Terkait dengan pengendalian pencemaran lingkungan kita juga melakukan beberapa strategi, yang pertama melakukan standby peralatan penanggulangan polosan minyak di rolling kita,” kata Joko saat konferensi pers secara virtual, Minggu (14/11).

Langkah tersebut diharapkan bisa mengendalikan pencemaran lingkungan. Joko menjelaskan pihaknya juga memprioritaskan keselamatan masyarakat, khususnya yang ada di sekitar lokasi Kilang Cilacap.

I Luh Devi Sania

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: