
Readtimes.id– ‘Anak Lanang’ adalah film pendek yang secara gamblang menguak kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Mengambil latar tempat di Yogyakarta, film ini bercerita tentang empat orang anak sekolah dasar yang kehidupan sehari-hari mereka di atas becak langganan.
Cerita itu berawal dari pertengkaran antara dua orang anak, Yudho dan anak lain yang tidak pernah disebutkan namanya dalam film. Anak tersebut merasa begitu dongkol dengan Yudho sebab mereka harus menunggu lama demi sebungkus pentolan yang Yudho beli.
Pertengkaran mereka akhirnya dilerai oleh Pak becak. Cerita pun berlanjut pada topik pekerjaan rumah atau tugas dari sekolah. Karakter Sigit mulai diperlihatkan di sini. Ia begitu baik hati ingin membagikan hasil pekerjaan rumahnya di grup WhatsApp mereka. Sigit juga dicitrakan sebagai anak cukup pendiam diantara ketiga temannya.
Lain halnya dengan Sul, si anak yang ditokohkan sebagai pecinta game. Dalam perjalanan menuju rumah, ia selalu membahas game dan cerita sinetron yang ibunya nonton. Sedangka Yudho dan anak yang lainnya cukup sering bertengkar bahkan saling mengejek satu sama lain dengan mengandalkan karakter ibu masing-masing.
Pesan Terselip dalam ‘Anak Lanang’
Adegan-adegan dalam film ini cukup menggelitik hati para penonton. Dengan durasi lima belas menit, film ini punya banyak pesan yang harus dijadikan pelajaran.
Di film ini, keempat anak tersebut menggunakan bahasa daerah yang masih kental. Hal tersebut bisa menjadi bukti pelestarian bahasa daerah masih terjadi. Orang tua sangat berperan penting di sini, sebab kecenderungan anak mengikuti orang tua mereka, terutama ibu.
Tidak terlalu melenceng, percakapan mereka tak jauh-jauh dari seorang ibu. Terlebih hari itu ternyata bertepatan dengan hari ibu. Salah satu adegan yang menarik adalah ketika Sigit mengucapkan hari ibu pada ibunya saat tiba di rumah. Seketika ketiga anak lainnya merasa iri dan ingin memiliki ibu seperti ibu sigit.
Yang paling membuat penonton sedikit tercengan adalah plot-twist dari film pendek ini. Pertengkaran antara Yudho dan anak yang tidak diketahui namanya bukan tidak memiliki alasan. Mereka ternyata bersaudara namun tidak seibu. Mereka adalah anak dari seorang bapak yang berpoligami. Anak yang satu merasa iri dan protes pada sang ayah sebab merasa Yudho lebih diperhatikan dibanding dirinya.
Selain itu dalam perjalanan saat beradu mulut, mereka kerap kali menjadikan ibu mereka sebagai bahan ejekan masing-masing. Bisa jadi di kehidupan sehari-hari ibu mereka juga kerap kali cekcok mulut apalagi mereka tinggal dalam satu rumah yang sama.
Tidak lupa dengan karakter Pak becak yang juga terselip pesan dalam setiap tindakannya. Bisa dibilang Pak becak adalah pawang bagi keempat anak pelanggannya. Setiap keributan terjadi ia bisa menenangkan mereka dengan kata-kata saktinya.
Selain itu pak becak kerap kali menyebut Amerika sebagai orang pintar. Hal tersebut menunjukkan stereotip masyarakat akan orang Amerika adalah bahwa mereka semua hebat.
‘Anak Lanang’ ditayangkan pada 2017 dan telah memenangkan beberapa penghargaan yaitu, Panasonic Young Filmmaker 2018 (Honorable Mention), Indonesian Film Festival 2019 (Outstanding Achievement) dan Indonesian Short Film Festival SCTV 2019 (Best Film). Anak Lanang bisa kamu saksikan di kanal youtube Ravacana Films.
1 Komentar