Readtimes.id – Penyebaran wabah virus corona pada Maret 2020 lalu, meninggalkan banyak kenangan pahit. Virus ini telah memberikan tekanan hebat pada kinerja ekonomi di dalam negeri, salah satunya terjerembab ke jurang resesi ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II dan III 2020 mengalami kontraksi atau minus 5,32 persen dan minus 3,49 persen.
Dalam ilmu ekonomi, negara yang menorehkan pertumbuhan minus dalam dua kuartal berturut-turut artinya masuk ke jurang resesi. Kalau sudah begini, seluruh lapisan masyarakat harus waspada karena ekonomi terbilang sedang sulit-sulitnya.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau irama ekspansi dan kontraksi reguler yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.
Dampak resesi yang sangat dirasakan adalah menurunnya jumlah lapangan pekerjaan, produksi perusahaan-perusahaan semakin sedikit, jumlah pengangguran meningkat, penjualan ritel turun, dan kontraksi terhadap pendapatan usaha.
Kita perlu mempersiapkan diri khususnya di sektor keuangan pribadi. Jika resesi tersebut melanda, kita tidak kaget bahkan mampu melewati setiap goncangan tersebut. Berikut readtimes.id merangkum berbagai langkah yang perlu disiapkan menghadapi resesi sesuai saran pakar ekonomi. Apa saja?
1. Dana cadangan
Pengaturan keuangan paling utama adalah mempersiapkan dana cadangan, atau sejumlah uang yang disiapkan dalam mengantisipasi apabila terjadi masalah dengan sumber penghasilan.
Bagi yang belum memiliki dana cadangan sama sekali, sebaiknya untuk mulai mempersiapkannya. Sebaliknya, bagi yang sudah memiliki dana cadangan tidak ada salahnya untuk memperbesar jumlahnya. Besaran rata-rata dana cadangan sebesar 3-6 bulan pengeluaran bulanan.
2. Mengatur pengeluaran jadi lebih hemat
Mengaudit pengeluaran bulanan adalah langkah awal untuk menyelamatkan keuangan pribadi Anda, dengan mengetahui apa saja yang memang dibutuhkan dan apa yang bisa dikesampingkan.
Setelah itu, lakukanlah penyesuaian anggaran dengan mengesampingkan pengeluaran yang tidak terlalu dibutuhkan. Ini membantu Anda dalam memangkas biaya belanja dan menghemat keuangan.
Para ahli biasanya merekomendasikan untuk membelanjakan tidak lebih dari 30% dari pendapatan bersih (yaitu, penghasilan setelah pajak) untuk barang-barang pilihan. Salah satu kebutuhan utama yang harus dibayar antara lain sewa atau kredit rumah, belanja makanan, maupun kebutuhan sehari-hari lainnya. Sementara itu, kurangi makan di luar dan liburan.
3. Lunasi utang
Pandemi virus corona membuat kemerosotan ekonomi hingga berdampak terhadap PHK. Jika khawatir dapat kehilangan pekerjaan, maka melunasi kewajiban seperti utang mungkin akan membuat lebih tenang.
Prioritaskan untuk melunasi utang kartu kredit, kemudian beralihlah ke jenis pinjaman lain, seperti KPR atau KPM. Bahkan jika Anda tidak khawatir kehilangan pekerjaan saat krisis, maka melunasi utang tetap merupakan praktik keuangan yang baik.
4. Tingkatkan keterampilan dan bangun bisnis sampingan
Selama resesi, tingkat pengangguran bagi mereka yang memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang berpendidikan sekolah menengah atas atau lebih rendah.
Fokus bahwa anda memiliki keterampilan yang bisa digunakan oleh perekrut pekerjaan. Selain itu, usahakan juga untuk membangun bisnis sampingan untuk mengamankan penghasilan.
5. Lanjutkan pendidikan
Tetapi untuk menghadapi resesi, salah satu investasi terbaik yang dapat dilakukan adalah mengejar pendidikan. Tara Sinclair, seorang profesor ekonomi di Universitas George Washington mengatakan, pentingnya pendidikan adalah sesuatu hal yang dapat membangun penyangga finansial, berfokus dan memastikan bahwa Anda memiliki beberapa pelatihan dan keterampilan yang secara luas akan mudah mendapatkan pekerjaan dan kreatif dalam rencana usaha.
Tambahkan Komentar