RT - readtimes.id

Lagi Demam Drakor, Kuliner Korea Laris Manis

Readtimes.id–Kuliner merupakan bagian dari kebudayaan suatu wilayah. Sadar atau tidak, kebudayaan bisa lahir dari secangkir minuman atau dari sepiring makanan. Di Eropa, tradisi diskusi lahir dari minum kopi di kafe. Di Korea, memperingati hari lahir seseorang bisa disimbolkan dalam semangkuk sup rumput laut. Jadi, makanan adalah sebuah awal dari kebudayaan.

Seyogyanya budaya, ia harus berkembang dan diteruskan dari generasi ke generasi. Di era modern saat ini, mempertahankan budaya tidak begitu sulit dilakukan, bahkan bisa disebarkan secara luas. Memanfaatkan media yang kini begitu canggih sebab bisa menjangkau hingga ke pelosok.

Korean food yang berarti makanan Korea ialah produk budaya yang kini menjangkau hampir seluruh dunia. Berawal dari drama, kumudian musik dan kini makanan yang sudah mainstream di Indonesia.

Hal di atas tidak lepas dari keberhasilan Korea mengekspor produk budaya. Negara ini masuk dalam sepuluh besar negara pengekspor budaya pada 2008. Kuliner yang ditampilkan dengan visual dan dibuat begitu menarik sengaja diselipkan dalam setiap drama yang mereka buat. Hal tersebut adalah strategi pemerintah Korea Selatan dalam menjalankan program Global Hansik Campaign. Tujuannya tak lain untuk memperkenalkan kekayaan kuliner negaranya.

Korean food ternyata bisa diterima dan cocok di lidah orang Indonesia. Tidak jarang kita dapatkan restoran Korea atau bahkan restoran non-Korea yang menyediakan makanan Korea.

Dalam jurnal berjudul “Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Korea Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kuliner Korea” oleh Syafir Walida Haq menuliskan bahwa menjamurnya restoran Korea Selatan di daerah membuktikan penggemar kuliner tersebut juga semakin banyak.

Beberapa restoran terkenal yang mengusung kuliner Korea yaitu Sarangeui Oppa, Jumbo Sikdang, Sagan Dak Galbi, Plate O, Bonchon Chicken dan masih banyak lagi. Daftar restoran atau toko kuliner yang hanya menjual menu dari Korea Selatan tersebut selalu bertambah dan jenis makanannya semakin bervariasi.

Kini Korean Food bahkan menjadi menu di beberapa restoran atau rumah makan biasa. Bahkan di kedai kopi menambahkan kuliner Korea masuk dalam daftar menu mereka. Hal ini tidak jauh dari kesimpulan bahwa Korean Food tentu sangat diminati oleh sebagian besar masyarakat kita.

Jika seperti itu, produk budaya yang dikampanyekan Korea Selatan bisa dikatakan sudah kita terima. Penerimaan sebuah budaya bisa pula menjadi jalan terjadinya akulturasi budaya dalam sebuah makanan yang sejak dahulu sudah terjadi di Indonesia. Bagaimana pendapatmu?

Ayu Ambarwati

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: