Readtimes.id- Selama pandemi, distribusi menjadi kendala terbesar dalam peternakan. Oleh karena itu, dibutuhkan digitalisasi baik dalam manajemen, pemasaran, dan lainnya. Meski tantangan yang dihadapi oleh industri peternakan semakin kompleks, namun bisnis ini masih sangat menjanjikan. Setiap ada tantangan pasti ada peluang.
Produksi pertanian mengalami peningkatan 40% sepanjang pandemi Covid-19. Sehingga insan peternakan harus awas akan perubahan seperti pemasaran dan mampu meningkatkan produksi dan distribusi.
Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Prof Dr. Ir. Lellah Rahim., M.Sc mengatakan, selama pendemi, usaha peternakan khususnya industri banyak melakukan pengurangan produksi sampai pada tahap 50 persen.
Namun, seiring berjalannya waktu, mulai kembali produksinya, hingga 80 persen.
” Saya kira tahun 2021 kemungkinan akan bisa saja lebih baik, karena masyarakat sudah mulai terbiasa untuk mematuhi dan disiplin dengan protokol kesehatan. Berharap kasus covid-19 tidak terlalu parah disaat seperti tahun 2020,” ujarnya kepada readtimes.id Sabtu, 23 Januari 2021.
Menurut Prof Lellah, saat pandemi pemasaran yang dulunya melakukan pemasaran tradisional, sekarang beralih lewat online. Sehingga banyak industri yang kreatif, pemasaran lewat online juga sangat efisien.
Berbagai ternak lokal, seperti ayam, itik, domba, kambing, sapi, dan unggas ras yang dapat dikembangkan. Selain itu industri peternakan paling banyak kembangkan peternakan unggas khususnya produksi ayam pedaging.
Kekayaan alam yang melimpah yang memberikan peluang bagi berkembangnya industri peternakan. Bidang peternakan memiliki andil besar dalam pengembangan perekonomian bangsa.
Meski pandemi, berternak di masyarakat masih tetap berjalan seperti biasanya, baik peternakan ayam maupun perternakan sapi. Hanya memang yang perlu diperhatikan yaitu sinergitas atau kolaborasi antara peternak dengan perusahaan.
Mislanya peternak ayam pedaging atau ayam potong, yang banyak terkena dampak bagi peternak yang sifatnya mandiri. Sebab peternakan mandiri memiliki skala dan populasi kecil.
Tapi ketika peternak berkolaborasi dengan industri dengan melakukan kerjasama kemitraan peternakan, dampak yang dihadapinya kecil. Bermitra dengan perusahaan merupakan solusi dalam mengurangi kerugian saat melakoni usaha peternakan ayam potong. Bermitra bisa dilakukan dengan PT Chaeron Pokphan, Japfa dan perusahaan besar lainnya yang bergerak dibidang peternakan. Tapi khususnya untuk ayam petelur itukan kebanyakan mandiri.
Lahan yang luas untuk peternakan juga perlu dioptimalkan dengan baik. Untuk itu, kita perlu mengidentifikasi berbagai masalah peternakan di setiap daerah untuk meningkatkan populasi setiap hewan ternak. Selain itu, kita juga perlu teknologi dalam bidang peternakan.
“Salah satu teknologi untuk sapi sendiri yakni dengan melakukan Inseminasi Buatan (IB), atau penyuntikan sperma jantan ke vagina sapi betina. Sementara itu, kita juga harus menyiapkan pejantan untuk meningkatkan IB,” tambahnya.
Salah satu tantangan di dunia peternakan untuk saat ini adalah masalah pakan. Meskipun peternak pada umumnya menggunakan rumput untuk pakan sapi, namun sebenarnya itu belum cukup. Sapi juga membutuhkan konsentrat atau penggemuk. Hal ini bisa kita atasi seiring berkembangnya teknologi di bidang peternakan.
555 Komentar