Readtimes.id – Masifnya penggunaan internet di Indonesia, membuat banyak developer dan agen properti kini mulai melirik metode digital marketing untuk memasarkan produk properti mereka. Digital marketing dinilai lebih menguntungkan, sebab baiyanya jauh lebih murah dibandingkan dengan pemasaran konvensional.
Keuntungan lainnya adalah bisa menjangkau audiensi sesuai dengan pangsa pasar yang dituju, mulai dari jenis kelamin, kota, umur, pendidikan dan lain-lain. Nah, bagi yang berencana untuk menjalankan strategi digital marketing, ada beberapa hal yang mesti perhatikan, seperti menggunakan portal properti, membuat website, dan manfaatkan media sosial.
Apabila sudah menyebar iklan di portal properti, website dan media sosial, jangan lupa untuk memfollow up calon pembeli potensial (leads) untuk mau datang ke lokasi properti, ini sangat penting karena jangan sampai data calon pembeli yang sudah didapatkan justru didiamkan hingga berhari-hari.
Fajrin Ramadhan selaku Ketua Agency dan sekaligus marketing property mengatakan, tips sebagai marketing perumahan, bagaimana cara memasarkan dalam meningkatkan pembeli. Marketing harus punya target penjualan, memberikan solusi ke konsumen, dengan pelayanan yang terbaik kepada customer.
“Model pemasaran yang saya lakukan dulunya dengan cara konvensional, mencoba memasarkan dari mulut ke mulut, teman ke teman, keluarga ke keluarga, tetangga, akhirnya membagikan brosur, secara offline,” ujarnya kepada readtimes.id, Selasa 2 Februari 2021.
Namun menurut Fajrin yang juga sebagai konsultan marketing property ini, ada perbedaan yang signifikan antara pemasaran konvensional dengan menggunakan digital marketing. Perkembangan media online, sangat membantu dalam memasarkan produk. Perbandingan pemasaran online 90 persen dan secara offline 10 persen.
Properti adalah suatu kebutuhan penting bagi kita. Selama dua tahun menjadi marketing, dan memasarkan berbagai perumahan yang ada di Kota Makassar, mulai perumahan subsidi dan perumahan elit atau komersil.
“Saya pribadi sebagai marketing saya jual semua perumahan, tetapi fokus pada beberapa perumahan saja seperti Malona Spring, Malona Mansion dan Grand Malona. Tapi diluar dari itu, sekarang saya bangun agency, dimana saya mengumpulkan marketing, untuk perumahan apa saja yang kita jual. Terpenting memenuhi kebutuhan user,” tambahnya.
Saat ini Fajrin hanya memanfaatkan facebook dan watsahaap alat yang digunakan dalam pemasaran. Karena dinilai paling efektif.
Pengamat Properti sekaligus CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menerangkan, sektor perumahan pada tahun 2020 di kuartal pertama diakui anjlok sampai minus 50%. Namun kondisi berubah pada kuartal kedua, dan kembali merosot pada kuartal ketiga. Ketidakstabilan kondisi sektor perumahan diungkap Ali lantaran adanya kebijakan PSBB guna menekan penyebaran pandemi.
Tergambar dari survei Indonesia Property Watch, masih ada 68,09% masyarakat yang berminat membeli properti saat pandemi, dengan urutan 51% itu memilih rumah, 22% memilih tanah dan 11% memilih apartemen. Pengamat prediksi sektor properti akan menggeliat di 2022, pengembang diminta bersiap.
Tambahkan Komentar