
Readtimes.id– Ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2021 diperkirakan akan tumbuh di rentang 3,5 persen sampai 4 persen jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Perkiraan tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan yakni dorongan hari raya yang masih lemah dan adanya ancaman Covid-19 gelombang ketiga. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad.
“Jadi ini tumbuh sedikit dari realisasi kuartal III 2021 yakni 3,51 persen (yoy) karena masih ada ancaman covid gelombang 3 dan cuti Natal dihapuskan,” ungkapnya.
Momen hari raya pada akhir tahun ini diperkirakan tidak terlalu mendorong aktivitas perekonomian pada kuartal IV di tahun 2021. Pasalnya, pemerintah masih akan menahan mobilitas dengan menghapuskan libur cuti bersama pada Natal mendatang.
Dengan demikian, Tauhid menilai penghapusan libur tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat, baik di sektor pariwisata, maupun makanan dan minuman. Selain itu, kata dia, ancaman gelombang ketiga Covid-19 di akhir tahun juga menyebabkan beberapa sektor tidak bisa beroperasi 100 persen.
“Dorongan hari raya dan hari libur di akhir tahun diprediksi masih lemah karena pemerintah menahan agar tidak ada aktivitas ekonomi yang lebih tinggi di akhir tahun, kemudian ini akan berpengaruh pada konsumsi masyarakat,” ujarnya.
Saat konsumsi masyarakat ikut terpengaruh, laju perekonomian nasional pun tidak akan tinggi. Tauhid menerangkan, indikator ini memberi sumbangan lebih dari separuh pada perekonomian Indonesia. Bahkan, konsumsi masyarakat yang rendah juga akan berdampak pada laju pertumbuhan industri yang belum sampai pada kondisi maksimal.
Saat ini sejumlah negara di dunia juga sudah mulai bersiap-siap menghadapi gelombang ketiga Covid-19 menjelang akhir tahun. Bila ini terjadi, maka Indonesia juga turut merasakan imbasnya.
Selanjutnya, Tauhid mengatakan proyeksi dari Indef ini sekaligus menyatakan bahwa target ekonomi Indonesia dari pemerintah sebesar 4, 5 persen pada kuartal IV 2021 akan sulit dikejar.
“Rasanya terlalu optimis ya, agak berat kalau mau tercapai. Saya kira pelonggaran PPKM ini tidak ada lagi, tapi kalau pemerintah terapkan justru bisa menyulitkan juga karena masih ada ancaman gelombang ketiga,” jelasnya.
Belanja pemerintah juga belum bisa mendorong konsumsi masyarakat pada kuartal IV 2021 karena biasanya terdapat penurunan pengeluaran pemerintahan pada periode tersebut.
Dengan demikian ia menyarankan agar pemerintah tidak terlalu mengetatkan kegiatan masyarakat pada akhir tahun ini, namun tetap berhati-hati sehingga ekonomi triwulan IV 2021 bisa tumbuh dengan baik.