RT - readtimes.id

Secepat Apa Vaksin Pulihkan Ekonomi Kita?

Readtimes.id – Kedatangan Vaksin Sinovac membawa harapan yang lebih baik untuk mengatasi pandemi Corona spanjang 2020. Tak hanya di bidang sosial dan kesehatan, vaksin juga memberi optimisme untuk pemulihan ekonomi nasional yang porak poranda. Saat ini, corona memang jadi kambing hitam terbaik untuk daya beli masyarakat yang anjlok tahun lalu.

Tapi, seberapa cepat vaksin bekerja untuk memulihkan ekonomi?

Ekonom Chatib Basri punya pandangan lain. Jauh hari sebelum vaksin tiba, Mantan Menteri Keuangan itu sudah mengingatkan perekonomian kita tak akan pulih setidaknya hingga tahun depan. Hal itu karena meskipun vaksin tiba, pemerintah akan menghadapi persoalan baru; distribusi vaksin.

Setidaknya, menurut Chatib, untuk memvaksinasi seluruh rakyat indonesia akan memakan waktu penuh 1 tahun, itupun dengan asumsi sumber daya tenaga kesehatan tersedia.

“Kalau saya pakai angka 25 juta saja, dalam 365 hari dibutuhkan 68.000 vaksin per hari. Kita ada resources atau tidak untuk suntik orang 68.000 setiap hari, tidak ada lebaran, tidak ada Natal, sepanjang tahun,” ujar Chatib dalam diskusi virtual yang membahas APBN 2021, Selasa (13/10/2020), dilansir CNBC.

Sepertinya Chatib ada benarnya. Vaksin Sinovac yang didatangkan dari China tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020. Setelah melewati proses uji klinis, vaksinasi pertama, untuk Presiden Jokowi, baru dilaksanakan pada Rabu (13/1) kemarin. Artinya untuk butuh waktu sedikitnya 1 bulan untuk proses vaksinasi sejak vaksin tiba. Belum termasuk vaksinasi di tingkat daerah.

Peneliti senior INDEF, Enny Sri Hartati punya.pandangan senada dengan Chatib. Namun Enny menyoroti aktivitas masyarakat yang tidak akan senormal sebelumnya meskipun vaksinasi telah selesai.

“Tetapi apakah itu akan langsung benar-benar normal seperti halnya sebelum COVID tentu tidak, sudah pasti tidak,” ujar Enny.

Lanjutnya, faktor pertama pemulihan ekonomi adalah daya beli masyarakat. Enny bahkan pesimis berapapun alokasi APBN untuk perlindungan sosi tidak akan memadai untuk memulihkan daya beli.

“Jadi kalau 2021 prediksinya 4 sampai 5 persen menurut saya juga terlalu optimis. Karena yang menopang untuk itu sangat terbatas, insentif fiskal kita juga tahu persis bagaimana kondisi kesehatan fiskal kita, dan sektor moneter juga sangat-sangat fragile,” tambahnya.

Sementara itu peneliti INDEF lainnya, Aviliani, menilai Indonesia akan sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi 5 persen di tahun 2021 meskipun vaksin telah tiba. Sama dengam Chatib, dia juga beranggapan proses vaksinasi akan butuh waktu lama, paling tidak 9 bulan. Aviliani hanya memprediksi pertumbuhan di angka 3 atau 4%.

“Banyaknya yang harus divaksin, itu butuh waktu sekitar sembilan bulan. Jadi kalau kita lihat mungkin pertumbuhan ekonomi di 2021 tidak akan 5% seperti di 2019, kemungkinan antara 3% sampai 4%,” kata Aviliani, Rabu (13/1) kemarin, dalam webinar “Meningkatkan Daya Saing Bangsa di 2021”.

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: