Bagi beberapa orang, melihat dan menikmati salju adalah impian. Siapa pun itu anak anak bahkan orang dewasa mereka menjatuhkan diri ke tumpukan salju empuk yang berada di tengah alam, lalu melihat ke angkasa, merasakan butiran salju yang turun, melihat langit biru, dan mendengarkan suara salju.
Tapi apa jadinya di tahun 2031 Kala dunia sudah menjadi gunung beku, di mana manusia tersisa hidup dalam rangkaian kereta 1.001 gerbong yang mengelilingi dunia tanpa henti.
Di dunia masa depan, Bumi harus mengalami perubahan iklim maha dahsyat yang membunuh hampir semua manusia di dunia. Sedikit dari yang selamat hidup di sebuah kereta panjang yang berjalan terus menerus dan disebut Snowpiercer, dimana kelas sosial antara yang miskin dan kaya tercipta. Curtis Everett (Chris Evans) berusaha melakukan pemberontakan akibat ketidakadilan yang terjadi.
Diadaptasi dari graphic novel asal Perancis, Snowpiercer merupakan sebuah film selayaknya film-film distopia lainnya yang kental dengan nuansa kelam dan suram. Snowpiercer menyoroti sang jagoan Curtis Everett (Chris Evans), salah satu kaum miskin yang tinggal di gerbong bagian belakang kereta.
Tidak terima atas tindakan semena-mena penguasa kereta yang membuat kaum miskin hidup menderita, Curtis kemudian menggalang kekuatan untuk melakukan pemberontakan.
Sepanjang film kita akan dibuat penasaran dengan pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang sesungguhnya terjadi, dan melalui gerbong demi gerbong yang dilalui Curtis dan kawan-kawannya, rahasia demi rahasia akan terungkap dengan twist yang cukup tidak terduga.
Apakah memang dunia diciptakan seperti ini atau justru untuk melahirkan keseimbangan itu sendiri ?
Snowpiercer , merupakan film metafora yang menarik dalam menggambarkan situasi kehidupan manusia di dunia yang sejujurnya tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang, hanya teknologinya saja yang lebih canggih.
Tambahkan Komentar