
Readtimes.id – Pendidikan vokasi dipersiapkan untuk menghasilkan alumni dengan orientasi keterampilan siap pakai. Revolusi industri 4.0 menjadikan pendidikan tinggi di Indonesia mempersiapkan alumni untuk bisa membuka lapangan kerja dan bekerja pada sektor industri sesuai dengan bidang dan keahlian yang dimiliki. Sehingga peserta didik dipersiapkan untuk bisa masuk di dunia kerja nasional dan internasional. Menjadi tanggung jawab pendidikan vokasi menghasilkan lulusan yang kompeten.
Masa pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia maupun global merupakan salah satu tantangan. Namun perekonomian negeri harus tetap berjalan. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud terus memperkuat program link and super-match pada 2021 ini. Data Direktorat Pendidikan Tinggi vokasi dan profesi, terdapat penguatan prodi vokasi dengan target 120 kampus, upgrading D3 menjadi D4 atau sarjana terapan sebanyak 200 prodi, serta SMK-D2 jalur cepat dengan target 50 prodi dan ratusan SMK.
Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang, Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D. mengatakan, dalam pendidikan vokasi, mendorong tenaga kerja untuk siap pakai. Konsep link and match sesuai kebutuhan industri, dunia kerja dan dunia usaha. Serta kerjasama yang baik dengan industri agar sejalan dan sesuai keinginan dari industri. Menjadi satu kesatuan, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan tidak lagi menjadi kendala.
“Akibat pandemi Covid-19, terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran dan pengangguran meningkat. Kondisi ini juga menjadi beban pendidikan tinggi terhadap alumni. Tapi tidak berhenti disini. Berharap setelah pandemi perekrutan akan tenaga kerja akan banyak,” ujarnya kepada readtimes, Jumat 12 Maret 2021.
Program link and super-match mencakup sembilan komponen yang akan didorong. Sembilan komponen tersebut adalah kurikulum, softskill, mendatangkan ahli dari industri, pemagangan, sertifikasi kompetensi, pelatihan, penelitian terapan, komitmen dalam penyerapan lulusan, dan beasiswa atau donasi dari industri.
Lalu untuk Kampus Merdeka direncanakan melibatkan sekitar 15 ribu mahasiswa melalui sertifikasi kompetensi, magang, kewirausahaan, PKM, dan KKN. Direktorat SMK dilakukan program SMK Pusat Keunggulan (PK) yang menargetkan 900 SMK.
Sementara itu Direktorat Kursus dan Pelatihan akan menggelar program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Pada tahun 2021 ditargetkan program PKK dapat melibatkan 50 ribu orang dan PKW sebanyak 16.678 orang, plus penguatan terhadap 300 LKP.
Pendidikan vokasi menitikberatkan pada kesiapan lulusan mengaplikasikan keahliannya. Industri dalam maupun luar negeri akan membutuhkan banyak tenaga kerja. Kompetensi para lulusan sesuai dengan kebutuhan. Sebab, pada umumnya, lulusan pendidikan vokasi bersifat siap pakai dan bisa segera diserap dunia kerja. Kemenristek Dikti mendorong para pengelola vokasi untuk meningkatkan kompetensi lulusannya.
Tambahkan Komentar