RT - readtimes.id

Transaksi Investasi Pasar Modal di Sulteng Capai Rp. 2,7 Triliun 2021

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan transaksi investasi di lantai pasar modal Sulawesi Tengah (Sulteng) mencapai angka Rp2,7 triliun selama periode Januari-Juni 2021.

“Jika dirata-ratakan, nilai transaksi kurang lebih Rp540 juta per bulan dalam kurun waktu lima bulan terakhir di tahun 2021,” kata Kepala Perwakilan BEI Sulteng Dendi Faisal Amin yang dihubungi, di Palu, Sabtu.


Ia menilai, angka transaksi ini sangat positif dengan jumlah investor mencapai 8.735 investor, atau meningkat 145 persen pada semester I-2021, dibanding periode sama tahun 2020 sebanyak 3.558 investor.


 Peningkatan jumlah tersebut, tidak terlepas dari peran pemangku kepentingan mendorong inovasi dan edukasi yang dilakukan Bursa Efek Indonesia terhadap masyarakat melalui platform digital.


 “Nilai transaksi investor Palu mencapai Rp108 miliar per bulan dan Kabupaten Tolitoli Rp106 miliar per bulan di lantai bursa saham Sulteng. Dua daerah ini penyumbang paling besar dengan porsi 80 persen,” ungkap Dendi.


 Ia memaparkan, investasi saham masih didominasi kalangan milenial khususnya selebgram maupun influencer sebesar 65 persen dengan usia 18-25 tahun dari jumlah keseluruhan investor saham di provinsi itu.


 Lalu, disusul investor dari kalangan usia 31-40 tahun atau sekitar 23 persen dan sisanya investor dengan usia di atas 41 tahun.


 “Saat ini baru dua perusahaan sekuritas yang hadir di Sulteng yakni Valbury Sekuritas Indonesia dan Phillip Sekuritas Indonesia dalam rangka mendukung transaksi di lantai pasar modal provinsi ini,” ujar Dendi.


 Ia menjelaskan, kehadiran perusahaan sekuritas berperan memfasilitasi antara investor dan pasar modal melakukan transaksi efek baik menjual maupun membeli pada neraca perdagangan saham.


 Guna meningkatkan jumlah transaksi dan menarik minat investor, BEI terus berupaya melakukan sosialisasi baik, secara langsung dengan tetap menerapkan protokol COVID-19, maupun secara daring menggunakan media-media yang digandrungi saat ini.


 “Sosialisasi dan edukasi kami lakukan secara daring melalui media sosial seperti facebook, instagram, youtube, podcast dan webinar zoom dengan harapan semakin banyak masyarakat mengetahui investasi di pasar modal,” ucap Dendi.


Namun, menurut dia, peningkatan jumlah investor juga harus dibarengi dengan peningkatan tingkat inklusi, sehingga setiap pengambilan keputusan oleh investor merupakan keputusan yang telah dianalisa secara baik, dan bukan hanya mengikuti rumor atau isu-isu tertentu.

I Luh Devi Sania

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: