RT - readtimes.id

Tetap Bertahan di Tengah Lonjakan Harga Kedelai

Readtimes.id – Tahu dan tempe bukan hanya sebagai lauk pauk  pelengkap makanan. Namun, tahu dan tempe setiap hari tersaji dipiring dan mengandung protein nabati yang tinggi. Selama pandemi, makin dicari sebab harganya terjangkau selain itu dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Naiknya harga kedelai selama pandemi Covid 19, turut dirasakan pengusaha tempe di sejumlah daerah dan terkhusus di Kota Makassar.  

Muchlis (42 tahun) pemilik usaha tempe kecil-kecilan di Jalan Muhammad Yamin Baru, Kota Makassar merupakan salah satu pelaku usaha yang terdampak. Usaha berjualan tempe dilakoni bersama istrinya sejak 2008 lalu. Adanya pendemi Covid 19 dan kenaikan harga kedelai, membuat produksi usaha tempenya menurun.

Sebelum wabah Covid 19, pendapatan dari usaha tempe sangatlah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun,  setelah pandemi Covid 19, produksi menurun dan pendapatan juga menurun. Sebelum pandemi produksi tempe sebanyak 350 kilogram dan setelah pandemi tinggal 200 kilogram. Selain lonjakan harga kedelai, hal ini juga dipengaruhi oleh banyaknya kantin, warung dan restoran tutup.

Muchlis memproduksi tempe mulai pukul 03.00 Wita hingga selesai. Kemudian langganannya sudah ada sejak pagi dan sebelum subuh,  datang untuk mengambil lalu keliling untuk dijual lagi atau hanya menjualnya dipasar saja.

Terkait kenaikan harga kedelai, Muchlis mengakali dengan mengubah ukuran tempe menjadi lebih kecil dari ukuran biasanya.  “Harus bagaimana lagi kalau memang harga sudah naik. awalnya pelanggan komplen, tapi semua sudah tahu kalau harga kedelai mengalami lonjakan.” Ujarnya.  

Selama pandemi Covid 19, Muchlis juga telah memangkas sebagian karyawan yaitu dari 4 karyawan menjadi 1 karyawan saja.

“Semoga harga kembali lagi seperti semula, karena pengaruh dari pandemi dan ketergantungan impor dari Amerika. Seharusnya Indonesia produksi sendiri kedelai karena memiliki kekayaan alam dan kenapa kita harus impor lagi,” ujarnya kepada readtimes.id, Selasa 16 Februari 2021.

Namun, saat ini para pedagang tempe bergantung pada kedelai impor. Hingga kini, Muchlis membeli kedelai dengan harga Rp10 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga Jual kedelai menurutnya harga tertinggi selama beberapa tahun terakhir.  “Kami sudah merespon kenaikan harga tersebut dengan mengubah ukuran tempe dan tahu. Jika kenaikan tempe dan tahu mengalami kenaikan biasanya permintaan semakin menurun.” ujarnya.

Perlu efisiensi produksi demi kelangsungan usaha, sebab menaikkan harga dipasaran tidak mudah. Lonjakan harga jual kedelai diperlukan adanya kedelai lokal hingga saat ini belum tersedia.

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: