Readtimes.id– Tahun baru, semangat baru. Begitulah ungkapan yang sering kita dengar dan baca ketika momen pergantian kalender. Sebuah pernyataan yang menggambarkan optimisme untuk memperbaiki diri, hal yang juga diangkat dalam seri “Alice in Borderland” musim kedua.
Pada musim keduanya kali ini, Arisu dan kawan-kawan dihadapkan pada permainan kartu wajah. Layaknya pada musim pertama, variasi rintangan yang dihadapi para karakter dalam seri ini masih menjadi daya tarik untuk para penonton. Bahkan, intensitas yang disajikan di sekuel kali ini bisa dibilang lebih menegangkan dan bisa saja membuat para pemainnya menderita cedera serius.
Sulitnya tantangan membuat banyak peserta menyerah dan memutuskan untuk berhenti dari permainan. Namun, para karakter utama tidak demikian, mereka terus maju untuk menuntaskan tantangan yang diberikan. Padahal, mereka sendiri tidak pernah tahu apa yang bakal mereka peroleh jika berhasil menyelesaikan semua tantangan.
Setelah perjuangan tak kenal lelah dan pilihan demi pilihan yang diambil, para pemain yang tersisa dari dunia ‘Borderland’ akhirnya mendapati diri mereka sebagai korban selamat dari sebuah ledakan meteor. Sayangnya, mereka yang kalah dalam permainan juga tidak bisa selamat dari tragedi tersebut.
Rasa optimisme untuk kembali ke dunia asal yang sedari awal diperjuangkan Arisu dan kawan-kawan pada akhirnya terbayar. Walau harus melewati berbagai rintangan berat dan ketidaktahuan mengenai dunia ‘Borderland’, merek tetap berpegang pada satu keyakinan, mereka bisa pulang ke dunia nyata. Lewat keyakinan tersebut, mereka terus berjuang dan akhirnya benar-benar mewujudkan yang selama ini mereka percayai.
Walau menyajikan permainan yang menegangkan dan dapat menarik penonton, “Alice in Borderland” tidak serta menceritakan tentang sekelompok orang yang sedang bermain. Dunia ‘Borderland’ yang mereka hadapi nyatanya adalah garis tipis antara kehidupan atau kematian.
Dunia ‘Borderland’ juga bisa menjadi metafora untuk kehidupan. Kita takkan pernah tahu apa yang menanti kita jika kita menyelesaikan setiap masalah yang ditemui. Ketika berada dalam situasi pelik tersebut, kita senantiasa punya pilihan, mencari solusi untuk lolos atau menyerah begitu saja.
Mereka yang sukses melewati kesulitan bukan berarti lekas terbebas dari masalah, bisa saja ada rintangan lain yang menanti. Namun, mereka takkan bisa memastikan hal tersebut jika tak bisa menyelesaikan satu rintangan terlebih dahulu.
Kehidupan adalah misteri. Layaknya dunia ‘Borderland’ yang berada di antara hidup atau mati, kita takkan pernah tahu apakah yang kita cita-citakan akan berhasil dicapai atau tidak, jika tak menuntaskan suatu masalah terlebih dahulu. Maka, pilihannya hanya ada dua: Berjuang atau menyerah.
Editor: Ramdha Mawaddha
34 Komentar