Readtimes.id– Jelang pergantian tahun, menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir masih saja disibukkan dengan perombakan direksi dan komisaris sejumlah perusahaan pelat merah. Kini giliran siapa?
Lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), kali ini Erick merombak jajaran direksi PT Semen Indonesia, Jasa Marga, PT Timah, PT Bukit Asam, PT PAL Indonesia, PT Aneka Tambang, dan PT Pupuk Indonesia.
Sebelumya, pada pekan pertama Desember, Erick juga telah merombak Holding Industri Pertambangan Indonesia, Mining Industry Indonesia (MINDID). Perombakan terjadi hampir di seluruh posisi direksi.
Selain itu, perombakan juga terjadi pada jajaran PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN. Perombakan terjadi pada posisi direktur utama serta beberapa direktur perseoan. Erick mengangkat Darmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama menggantikan Zulkifli Zaini. Setelah itu, Erick Thohir juga turut mengganti beberapa direktur PLN lainnya.
Perusahaan pelat merah selanjutnya yang tak luput dari aksi otak-atik Erick Thohir yaitu calon holding BUMN Pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Erick menunjuk Irjen Pol (Purn) Budiono Sandi sebagai komisaris. Penetapan ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Menteri BUMN pada Senin (6/12).
Ada begitu banyak perombakan jajaran direksi BUMN yang dilakukan Erick sepanjang 2021 ini. Ia menyampaikan dalam mengelola perusahaan terutama BUMN, seorang pemimpin harus menyandarkan tanggung jawab yang diemban dengan hati dan keikhlasan.
“Karena bagaimanapun juga, jabatan yang diberikan kepada kita tak lain sebuah amanah. Amanah untuk memberikan kontribusi sebesar-besarnya kepada negara dan memiliki dampak sosial seluas-luasnya berupa peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” jelas Erick melalui keterangan resmi.
Menurut Erick, hal ini merupakan bagian dari transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN agar perusahaan makin profesional, transparan, dan akuntabel. Perombakan dewan direksi dan komisaris perusahaan pelat merah didasari atas kinerja atau key performance indicator (KPI), bukan atas dasar ketidaksukaan.
Baca Juga : Untung Rugi Pembubaran Tujuh BUMN
Pengamat BUMN Danang Widoyoko menilai, munculnya drama perombakan direktur utama sejumlah BUMN merupakan hasil dari kebijakan tidak jelas yang dikeluarkan Kementerian BUMN. Dia menilai selama ini perombakan yang dilakukan tak memiliki para meter jelas.
“Yang jelas prosesnya tidak transparan dan partisipatif. Mestinya ada parameter yang jelas. Apa target yang harus dicapai, kapan dievaluasi,” kata Danang.
Danang juga menilai, kebijakan perombakan direksi BUMN dinilai akan menimbulkan skeptisme masyarakat mengenai tata kelola BUMN.
“Karena itu, kalau kemudian muncul kebijakan mendadak seperti pergantian direksi, ini justru akan mengundang pertanyaan soal manajemen BUMN,” kata Danang.
Gonta-ganti direksi dan komisaris di BUMN bagaikan mencari komponen yang pas, khususnya untuk mengakomodir kepentingan politik. Meski demikian, Dia menilai bila gonta-ganti direksi dalam waktu yang singkat akan dilihat buruk di mata investor.
“Investor tidak melihat konsistensi dalam pemilihan direksi. Pasti muncul dugaan kepentingan politik di balik proses gonta ganti direksi tersebut,” katanya.
Lebih lanjut khalayak akan menghubungkan adanya relawan dan partisan parpol yang masuk ke dalam direksi dan komisaris BUMN akhir-akhir ini. Terlebih lagi tidak ada kompetensi direksi dan komisaris yang ditunjuk sehingga membuat masyarakat skeptis.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan proses transformasi memang sangat kental terlihat sejak Erick Thohir memimpin Kementerian BUMN. Meskipun sebetulnya yang dilakukan Erick merupakan hal yang lumrah dilakukan entitas bisnis.
Transformasi yang dilakukan juga terlihat mulai menunjukkan hasil positif dengan kinerja perusahan BUMN yang semakin baik.
“Untuk mencapai tingkat keuntungan, mencapai kerja yang lebih efisien, tentu hal-hal seperti merombak struktur, memperbaiki kinerja keuangan, itu lumrah dilakukan. Apalagi kalau kita bicara BUMN yang tidak sepenuhnya mencari keuntungan, tetapi juga ada kepentingan melayani masyarakat,” kata Yusuf.
1 Komentar