Readtimes.id– Air merupakan salah satu elemen terpenting di dalam kehidupan. Bahkan, 72 persen permukaan bumi tertutup oleh air. Maka wajar jika kampanye melindungi air dan laut seringkali digalakan.
Hal yang sama juga diangkat oleh Ali Tabrizi dalam film dokumenter berjudul “Seaspiracy”. Pada dasarnya, film ini hendak menampilkan perilaku merusak manusia yang berdampak terhadap lautan dan keberlangsungan bumi secara keseluruhan.
Film ini dibuka dengan potongan-potongan video aktivitas manusia yang berkaitan dengan wilayah pesisir pantai dan lautan, penangkapan ikan di tengah badai, sampah plastik di lautan, hingga penjelasan tentang penurunan populasi sejumlah biota laut.
Sayangnya, kehadiran film ini pada 2021 lalu menuai kontroversi. Alih-alih menekankan tentang pentingnya menjaga ekosistem laut, film ini malah banyak menekankan soal konsumsi ikan yang dianggap berlebihan dan mendorong orang untuk menjadi vegan.
Menurut Plastic Pollution Coalition (PPC), lembaga non-profit yang berfokus pada krisis polusi plastik, film ini keliru dalam memahami krisis yang terjadi akibat polusi plastik di lautan. Bahkan, film “Seaspiracy” dianggap memuat agenda tertentu dari sang pembuat film.
“Film ini salah (dalam) menggambarkan krisis polusi plastik di lautan agar sesuai dengan agenda para pembuat film,” sebut Plastic Pollution Coalition dalam situs resminya pada Rabu (24/03/2021).
Selain dari PPC, komentar juga datang dari Marine Stewardship Council (MSC), lembaga swadaya yang menetapkan standar perikanan di seluruh dunia. Menurut MSC, film tersebut punya beberapa klaim yang menyesatkan.
“Meskipun kami setuju bahwa lebih banyak perhatian perlu diberikan pada krisis penangkapan ikan yang berlebihan, kami ingin meluruskan beberapa klaim yang menyesatkan dalam film tersebut (seperti) tidak ada yang namanya penangkapan ikan yang berkelanjutan. Ini salah,” sebut MSC dikutip dari situs resminya Sabtu (1/7/2023).
Namun, terlepas dari kontroversi dan agenda yang dibawa oleh sang pembuat film, “Seaspiracy” tetap bisa membingkai keserakahan manusia di lautan. Sehingga, terlepas dari segala opini tentang film yang dirilis Netflix tersebut, sudah seharusnya manusia memang menaruh perhatian khusus dalam menyikapi pelestarian ekosistem laut.
Meski demikian, menjadi vegan tetaplah bukan solusi tunggal dalam menyikapi upaya terwujudnya keberlangsungan hidup di bumi. Pasalnya, ada jutaan orang di seluruh dunia yang bergantung pada makanan laut untuk memenuhi kebutuhan proteinnya.
“Satu hal yang kami setujui adalah adanya krisis penangkapan ikan yang berlebihan di lautan kita. Namun, jutaan orang di seluruh dunia bergantung pada makanan laut untuk memenuhi kebutuhan protein mereka,” sebut MSC dalam rilisnya.
Editor: Ramdha Mawaddha
70 Komentar