Readtimes.id-Suara mesin mixer terdengar dari luar rumah panggung tepat di sebelah jalan raya yang menghubungkan Kota Kabupaten. Beberapa anak sesekali keluar masuk sambil membawa wadah berisikan bahan untuk membuat kue. Terlihat penat wajah anak-anak itu mungkin karena sejak pagi mereka tak henti ditugaskan mengangkat bahan dan barang untuk membuat kue.
Sementara para ibu duduk bersama di depan kompor yang telah ditata sedemikian rupa. Suara retakan telur, kompor dinyalakan, adonan digoreng menyatu menciptakan musik khas di area dapur saat hari raya hampir tiba.
Waktunya telah tiba “Para Petarung di Medan Dapur” celetuk Wati salah satu anak yang sedari pagi bertugas sebagai distributor bahan dan alat membuat kue dari rumah ke rumah.
“Memang kalau sudah mau lebaran kita sudah bikin kue. Biasanya kita gabung karena biasa alat bikin kuenya tidak lengkap jadi kita gabung saja sama tetangga atau saudara. Istilahnya saling membantu,” kata Ibu Eda warga Bampang Kab. Bulukumba.
Sudah menjadi tradisi bagi ibu-ibu warga Bampang membuat kue lebaran sendiri atau saling membantu antar tetangga maupun saudara. Selain membuat kue, sehari sebelum hari raya tiba warga kembali sibuk mencari daun pisang untuk buras, daun kelapa atau nanas untuk ketupat dan daun lainnya untuk olahan serupa.
“Biasanya kita minta dari tetangga yang punya daun. Atau kalau tidak kebagian kita beli saja di pasar. Setelah itu biasanya kita ada acara massalama’ di rumah,” ujar Ibu Miming warga Bulukumba.
Massalama’ adalah acara untuk mendoakan sanak saudara yang telah tiada. Harapannya semoga doa dan hal baik bisa sampai kepada mereka. Dalam acara massalama’ biasanya menyajikan ayam nasu likku, sokko’ serta varian pisang dan lebo-lebo.
Massalama’ juga dijadikan momen warga untuk saling berkumpul. Sehabis memanjatkan doa yang dipimpin oleh orang yang dituakan, mereka akan menikmati makanan yang telah disediakan bersama.
Tambahkan Komentar