RT - readtimes.id

“Whistle Blower” dan Moral Peneliti

Readtimes.id– Penelitian memegang peranan penting dalam perkembangan sebuah negara. Namun, bagaimana jika riset yang dilakukan tersebut hanya dusta belaka?

Begitulah kenyataan yang harus Yoon Min-Cheol (Park Hae-il) hadapi di dalam film “Whistle Blower” arahan sutradara Yim Soon-rye. Min-Cheol dihadapkan pada kasus pemalsuan penelitian yang melibatkan profesor ternama, Lee Jang-Hwan yang dimainkan oleh Lee Kyung-Young.

Selain menampilkan sisi investigasi mendalam dari para jurnalis, film yang rilis pada 2014 ini memperlihatkan dampak masif yang sebuah penelitian. Temuan Lee Jang-Hwan tidak hanya sebatas penelitian medis biasa, tetapi juga sebuah riset yang berpotensi berbuah nobel.

Semua orang tentu akan terkesima ketika tahu ada orang yang bisa mengkloning sel telur secara sempurna. Apalagi, jika banyak orang yang sudah member testimoni tentang kehebatan orang tersebut.

Sayangnya, ketika sudah memperoleh banyak hal, popularitas membutakan mata sang profesor. Alih-alih meneliti untuk kepentingan bersama, ia hanya terus memberi makan kepada egonya.

Lee Jang-Hwang tak pernah peduli jika kloning sel telur takkan pernah mungkin terjadi. la hanya ingin mempertahan popularitas dan ketenaran yang terlanjur ia peroleh.

Ketika kejujuran dari sebuah penelitian diuji dan harus dipertanggungjawabkan, para peneliti yang terlibat harus memilih. Apakah harus tetap bertahan pada idealisme peneliti atau harus tetap tunduk pada pimpinan.

Dilema ini yang dihadapi oleh karakter Shim Min-Ho dan Lee Do-Hyoung dalam film ini. Keinginan besar mereka untuk mengungkap kebenaran senantiasa terbentur oleh kepentingan Lee Jang-Hwan.

“Whistle Blower” tidak hanya mengajarkan tentang pentingnya berlaku jujur dalam melaksanakan pekerjaan. Namun, menekankan kepada penonton bahwa kebenaran bukan hanya sekadar diakui, tetapi juga dibuktikan secara rasional.

Pada akhirnya, sebuah publikasi penelitian ilmiah seharusnya bisa diakses oleh khalayak ramai. Hal ini dilakukan agar ada pengawasan yang ketat dalam proses menjamin validitas penelitian tersebut, terlepas dari reputasi orang yang meneliti.

Editor: Ramdha Mawaddha

Jabal Rachmat Hidayatullah

42 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: