Readtimes.id– Pemberitaan soal cabang olahraga voli pantai ramai dimuat media. Adanya aduan salah satu warga Indonesia terkait pakaian para atlet dinilai tidak layak tayang dan perlu dilakukan sensoring. Aduan tersebut dituangkan langsung pada situs resmi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sehingga tersebar kemana-mana.
Melalui media pula, KPI menanggapi gonjang-ganjing penayangan voli pantai bahwa tidak ada pelanggaran sehingga tayangan tersebut sah saja disaksikan. Namun demikian, sampai hari ini masih saja seragam atlet perempuan cabang olahraga voli pantai diperdebatkan.
Menyampingkan apakah voli pantai layak tayang di televisi keluarga Indonesia atau tidak, hal tak kalah penting adalah mengenal terlebih dahulu voli pantai itu sendiri. Bukankah asumsi paling berbahaya adalah perkenalan yang tertunda?
Voli pantai adalah permainan yang dikembangkan dari olahraga bola voli. Tahun 1930-an adalah awal mula voli pantai dikembangkankan tepatnya di kota Santa Monica, California. Voli pantai kemudian meluas hingga menyentuh wilayah Eropa pada tahun 1980-an. Brazil dan Amerika Serikat adalah dua negara yang berpuluh-puluh tahun mengembangkan olahraga itu hingga akhirnya dipertandingkan di ajang olimpiade sejak tahun 1996 di Atlanta, AS sehingga kita semua bisa mengenalnya hari ini.
Dalam pagelaran olimpiade, tentu ada aturan-aturan yang perlu diikuti oleh para atlet dari seluruh cabang olahraga yang diperlombakan. Begitupula pada Olimpiade Tokyo yang sama-sama kita saksikan tahun ini.
Serupa dengan Beach Volleyball Rules atau aturan dalam bermain voli pantai dari Fédération Internationale de Volleyball (FIVB), dalam panduan seragam olimpiade Tokyo 2020 juga dijelaskan secara detail tentang seragam yang boleh digunakan para atlet. Dokumen berjumlah 22 halaman tersebut menjelaskan bahwa atlet dalam cabang olahraga voli pantai, baik pria atau wanita, harus mengenakan “bathing suit” dan celana pendek.
Secara sederhana “bathing suit” diartikan sebagai pakaian renang. Dalam olahraga voli pantai “bathing suit” bisa berupa tank top atau jersey dengan catatan seragam. Pilihan pakaian diserahkan kepada pemain bahkan terdapat opsi lengan panjang juga celana panjang berdasarkan pertimbangan cuaca dingin.
Demikian, para atlet voli pantai terutama perempuan lebih banyak memilih bikini. Bukan tanpa alasan mengapa mereka memilih bikini sebagai seragam saat melakukan pertandingan.
Atlet voli pantai perempuan seperti Ross menjelaskan mengapa tetap memilih bikini sebagai setelan saat berada di lapangan. Alasannya demi kenyamanan saat melakukan pertandingan. Bathing Suit seperti jersey maupun baju lengan pendek dianggap tidak nyaman karena terkadang pasir tersangkut ke dalam baju. Hal itu bisa mempengaruhi fokus saat bertanding. Apalagi ketika medan pertandingan dalam kondisi panas, hal demikian juga mempengaruhi performa atlet utamanya perempuan.
Dengan ini, pertanyaan voli pantai, olahraga atau pornografi bisa terjawab bukan?
Editor: Ramdha Mawaddha
1 Komentar