Menjadi Mahasiswa dan masuk ke Universitas ternama adalah impian banyak anak yang telah lulus dari bangku sekolah, mereka menunjukkan segala hal yang mereka miliki dari mulai nilai ujian dan kemampuan mereka di bidang olahraga dan seni hanya untuk lulus di Universitas yang mereka inginkan, bahkan orang tua pun mendukung anak mereka maka dari itu orang tua pun akan melakukan segala cara agar anak mereka bisa masuk Universitas yang diinginkan bahkan dengan membayar sejumlah uang.
Membayar sejumlah uang untuk masuk ke Universitas bukan lagi sebuah hal yang aneh, banyak orang tua yang melakukan itu, utamanya untuk kalangan atas, seperti skandal yang telah terungkap di Amerika Serikat terkait penyuapan masuk perguruan tinggi bahwa sejak lama anak-anak dari kalangan atas yang memiliki banyak uang, mereka memiliki koneksi dan jalur tersendiri dalam penerimaan masuk ke perguruan tinggi, kadang kala lewat sumbangan dalam jumlah besar atau jalur istimewa lain.
Ada liputan berita heboh tentang skandal penerimaan mahasiswa dimana telah dituntut oleh departemen kehakiman Amerika Serikat. Eksekutif real estate, pengacara, dokter, dan sejumlah CEO, mereka semua terlibat dan semua dikenakan tuntutan pidana setelah FBI melakukan penyelidikan bernama Operation Varsity Blue.
Skandal penyuapan tersebut di buat dalam film dokumenter berjudul Operation Varsity Blue: The Collage Admissions Scandal, dalam dokumenter itu diperlihatkan metode yang dilakukan oleh Rick Singer selaku tersangka utama dalam kasus penyuapan tersebut yang telah meraup puluhan juta dollar. Rick Singer menjanjikan kepada orang tua yang disebut sebagai “pintu samping” menuju Universitas paling bergengsi di dunia.
“Pintu depan” menurutnya adalah metode tradisional untuk memasuki sebuah Universitas dengan mengikuti tes tetapi itu tidak menjamin kelulusan, “pintu belakang” adalah jalur donasi yang membayar sejumlah uang, tetapi hal itu hanya sebagai pertimbangan dan juga tidak ada jaminan bisa lolos. Pintu samping yang dijanjikan Singer lebih masuk akal di kepala para orang tua, membayar uang yang banyak kemudian melakukan penipuan terhadap latar belakang para calon mahasiswa, bahkan meminta seorang ahli SAT(Scholastic Assessment Test) dan ACT(American College Test) untuk meningkatkan skor tes.
Saat ini mungkin pendidikan tinggi sudah kian menjadi komoditas, sesuatu yang di beli, sebuah produk dan menjadi tujuan dari adanya pendidikan tinggi, bukan untuk tujuan mendapat pendidikan yang layak. Poinnya adalah tentang peningkatan status, para orang tua berpikir bahwa statusnya akan meningkat jika anaknya berada di sebuah institusi elit.
Istilah di industri Amerika seperti “orang tua yang daftar kuliah dan anak-anak adalah sarana untuk mendaftar”. Mungkin ini bukan salah para orang tua, mungkin saja perguruan tinggi sekarang yang membuat sistem ini, jika tidak ada celah dan preferensi tentang keluarga kalangan atas, maka mungkin tak akan ada godaan semacam itu. Skandal ini bukan alasan bagi universitas untuk mengubah cara mereka. Karena itu, membuat sebuah Universitas tampak makin ekslusif dan memikat. Jika para orang tua melakukan segala cara pasti hal itu adalah sangat berharga bagi mereka.
Film dokumenter ini adalah gambaran yang dapat dilihat bagaimana cara hidup kalangan atas di Amerika dan menunjukkan realitas sistem yang telah terekspos, maka rasanya sedikit melegakan melihat keadilan ditegakkan.
1 Komentar