
Dilansir dari Futuresource, Korea Selatan menjadi salah satu pasar Video on Demand (VoD) transaksional terkemuka di dunia. Tertutupnya bioskop atas respon dari efek pandemi Covid-19, studio sekarang berpindah dirumah.
Menurut data statista, VoD Korea Selatan akan mencapai $954M pada tahun 2021. Terlepas dari kekuatan transaksional VOD di Korea Selatan, Streaming Video On Demand (SVOD) juga menunjukkan pelonjakan atas efek pandemi. Diperkirakan akan menghasilkan $635M di tahun ini.
Selain Korea Selatan, Indonesia juga diperkirakan oleh Statista mencapai $237M pada tahun 2021 dan meloncak hingga $467M di tahun 2025. Pengguna SVOD akan meninggkat 6,4% di tahun ini.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa minat menonton masyarakat masih tinggi justru permintaan pasar meningkat atas efek harus tetap dirumah selama masa pandemi. Bahwa ada solusi untuk para pelaku dalam industri hiburan untuk konsumennya.
Sekiranya angka-angka di tahun 2020 sudah jelas soal minat penonton pada industri hiburan. Tinggal merubah strategi pasar dan ubah arahan dengan memindahkan industri hiburan ke rumah masing-masing konsumen.
Aplikasi seperti Netflix menjadi salah satu alternatif untuk para konsumen SVOD. Selain Netflix, ada banyak aplikasi yang bisa dinikmati untuk menonton tayangan favorit sambil berbaring nyaman diatas tempat tidur hanya dengan membayar mulai dari Rp. 30.000 sampai Rp.200.000 tergantung paket dan aplikasi apa yang digunakan.
Tingginya kebutuhan konten industri hiburan pada SVOD akan dipikirkan bertahan selama orang-orang masih harus menghabiskan waktunya di dalam rumah. Ini menjadi pekerjaan rumah para pekerja di industri hiburan bagaimana melayani permintaan pasar dan tetap menjadi salah satu lahan pekerjaan bagi banyak orang.
Teknologi yang semakin canggih, mau atau tidak kita dipaksa tinggal dirumah, SVOD tetap menjadi sebuah pertimbangan dan tantangan yang patut dipikirkan untuk kemajuan dunia industri hiburan di masa depan.
Tambahkan Komentar