
Readtimes.id- Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dilaksanakan dua orang, pria dan wanita dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan. Dua pribadi yang meresmikan pernikahan tentunya punya cerita di baliknya. Entah mereka telah menjalin hubungan sedari dulu atau baru dipertemukan di beberapa waktu terakhir, tapi lekas mengikat komitmen.
Pernikahan membutuhkan keseriusan dan persiapan. Walau telah menjalin romansa sejak lama, tak ada jaminan jika dua insan tersebut akan bersanding bersama di atas pelaminan. Hal yang sama juga berlaku untuk Ko Ching-Teng dan Shen Chia-yi dalam film Taiwan rilisan 2011 “You Are The Apple of My Eye”.
Film ini tidak hanya menceritakan tentang interaksi antara Ko Ching-Teng yang akrab dipanggil Ko Teng dengan Chia-Yi, namun juga tentang persahabat dan perkembangan mereka dari seorang siswa menjadi pribadi yang lebih dewasa bersama teman-temannya.
Baca juga: Mencoba Saling Mengerti Ala Keluarga Pahlawan di “Umbrella Academy”
Karena hal tersebut, “You Are The Apple of My Eye” tidak hanya menceritakan kisah cinta, namun juga kisah inspirasi tentang bagaimana pertumbuhan karakter manusia seiring usia yang bertambah.
Shen Chia-Yi yang diperankan Michelle Chen menjadi gambaran seorang kembang sekolah yang jadi idaman siswa. Namun, di balik kecantikan dan kepintarannya, ia tetap memiliki kekurangan. Beruntung, ia masih dibantu teman sekelasnya yang tidak lain adalah Ko Teng.
Berawal dari interaksi tersebut, Ko Teng yang awalnya dikenal sebagai siswa berandal malas dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, pada akhirnya bertumbuh berkat dorongan seorang Shen Chia-Yi. Lewat pertumbuhan karakter Ko Teng, kita bisa melihat gambaran dari ungkapan yang mengatakan pisau tumpul yang berkarat tetap bisa tajam jika terus diasah.
Sembari memperlihatkan hubungan kedua karakter utamanya, film ini juga menggambarkan bagaimana empat karakter pria lain saling berebut perhatian dari Shen Chia-Yi sebagai seorang kembang sekolah. Meski pada akhirnya, hubungan yang mereka jamin tersebut berakhir dengan persahabatan satu sama lain yang terus terjalin hingga mereka dewasa.
Baca juga: Bertumbuh dan Berkembang Bersama Haikyuu
Meski Ko Teng dan Chia-Yi tidak pernah benar-benar mengikat hubungan romansa, keduanya perlihatkan bahwa perasaan tak perlu harus diungkapkan. Mereka memilih untuk menikmati perasaan masing-masing tanpa perlu saling menyakiti karena hubungan yang dijalin, walau pada suatu momen, Ko Teng yang pada dasarnya memang pembuat onar malah mengecewakan Chia-Yi yang hidup lebih teratur.
Meski tidak berakhir sesuai harapan penonton, film ini berhasil menutup kisah Ko Teng dan Chia-Yi dengan sangat apik. Tanpa perlu ada yang terluka, mereka tetap bisa berbagi tawa bersama-sama pada pernikahan Chia Yi tanpa peduli siapa yang menjadi mempelai prianya.
Paduan antara penulisan cerita yang sukses perlihatkan perkembangan para karakter yang terlibat dengan ending tak terkira pada akhir menjadi kombinasi yang membuat film ini meraih rekor box office di Taiwan, Hong Kong, dan Singapura. Tidak hanya itu, Ko Cheng-Tung yang memerankan karakter Ko Ching-Teng pun sukses raih penghargaan pendatang baru terbaik pada tahun rilis film tersebut.
Layaknya sebuah puisi, film yang disutradarai Giddens Ko ini mengalir indah dalam menggambarkan romansa masa sekolah yang akan selalu terkenang di dalam ingatan remaja. Karena keindahan yang disajikannya, film ini pun diadaptasi di Jepang dengan judul yang sama pada 2018. Seperti judulnya yang bermakna sesuatu yang sangat berharga, film ini pun berhasil menjadi sesuatu yang berharga bagi industri film dengan genre drama.
Editor: Ramdha Mawaddha
1 Komentar